Kasih Sayang Tanpa Kejujuran

Badai ombak kadang- kadang tak la terlalu tinggi, tapi selalunya membuat orang nya terjatuh. Lumrah dalam perhubungan, ada yang jernih, ada yang kelam..tapi semuanya bergantung pada keadaan dan diri sendiri. Kalau takut dibadai ombak, jangan berumah ditepian pantai. Naluri hidup berkasih kadang- kadang terlalu tajam sampai menyengat hati. Di paut indah sekian lama akhirnya berlubang juga di liku- liku jalan yang begitu jauh. Salah siapa? Mungkin diri sendiri, tapi kalau takut dengan liku- liku tersebut, mengapa perlu berkasih? Jangan salahkan sesiapa kalau ianya terjadi pada diri sendiri. Jiwa yang kental belum tentu dapat tempuhi jalan sebegitu perit. Perit di hati, perit di jiwa, perit di sanubari insan yang berstatus khalifah. Jiwa dituntut untuk berkasih sayang, jiwa juga diajar untuk menerima kasih sayang, sehitam mana hati seorang manusia, kasih sayang tetap wujud, tali cinta tetap bersemi. Kalau itulah jodoh, dekatkan aku. Kalau ianya hanya halusi, berlalu lah ia pergi. Pergi sebagai badai menghempas lautan. Jatuh, sakit, dan perit.

- kurikendi-

Comments

izya @ yaa said…
“ROBBI HABLII MILLADUNKA ZAUJATAN THOYYIBAH AKHTUBUHA WA ATAZAWWAJ BIHA WATAKUNA SHOOHIBATAN LII FIDDIINI WADDUNYAA WAL AAKHIROH”.

“Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat”.

Popular Posts